DNS (Domain Name System)

domain name system

Apa itu DNS (Domain Name System)?

DNS merupakan singkatan dari Domain Name System yang dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang berperan sebagai alat untuk merubah URL (Uniform Resource Locator) website sehingga menjadi IP Address. Jika tidak dilengkapi dengan DNS, pengguna internet harus mengetik atau menulis IP Address secara lengkap (penuh) saat ingin membuka atau mengakses suatu website.

DNS merupakan suatu sistem database yang berkerja secara struktural untuk mencari suatu nama domain pada jaringan internet. Alatnya adalah TCP (Transmission Control Protocol) atau IP (Internet Protocol). Kinerjanya sangat bagus untuk mendukung kehidupan website, sehingga dapat dengan mudah diakses oleh para pengguna internet.

Sebagai contoh, website ini mempunyai alamat IP dengan kode 185.210.146.172. Jika website ini tidak dilengkapi dengan DNS, tentu akan menimbulkan kesulitan besar kepada siapa saja yang ingin mengakses website kami. Mereka harus menghafalkan serta mengetik seluruh kode IP Address dengan susunan angka yang begitu rumit kedalam kolom Address Bar pada browser.

Jenis DNS

Adapun beberapa jenis DNS yang perlu Anda ketahui. Menurut servernya, ada tiga jenis DNS yaitu primary atau master, secondary atau slave, dan cache. Simak penjelasannya dibawah ini:

1. Primary atau Master

Primary atau master merupakan suatu jaringan yang mengelola seluruh nama domain (beserta dengan turunannya) pada suatu server. Turunan yang dimaksud adalah sub domain dan hanya pada server tersebut juga yang hanya bisa digunakan untuk membuat sub domain.

2. Secondary atau Slave

Secondary atau slave merupakan backup server primary. Daftar domain yang dimilikinya juga lengkap, oleh karena itu antara secondary dan primary memiliki hubungan yang sangat erat. Apabila terjadi perubahan pada server primary maka server secondary akan mengikuti perubahan tersebut. Akan tetapi, jikalau hendak menjalankan sinkronisasi (mengambil data) maka sever secondary harus minta izin dahulu pada primary.

3. Cache

Berbeda dengan primary dan secondary, DNS server jenis cache tidak memiliki data terkait dengan nama domain pada suatu host. Jenis DNS ini hanya bisa merekam aktivitas primary dan secondary, setelah datanya didapat maka akan tersimpan kedalam cache. Akan tetapi jenis DNS cache ini memiliki jangka waktu yang tidak lama dan selalu diperbarui.

Cara Kerja DNS

Sistem kerja pada DNS terdiri dari beberapa langkah atau tahapan dan semua selalu berjalan secara terstruktur. Pada langkah pertama, muncul suatu permintaan atau biasa disebut dengan DNS Query. Misalnya pengguna internet ini mencari informasi dibrowser dan membuka situs Google.com dengan cara mengetikan tulisan tersebut pada Address Bar.

Setelah itu, DNS server langsung menjalankan perannya untuk menemukan informasi kedalam filehost. Disini, terdapat suatu file plain text yang berperan sebagai sebuah sistem operasi. Dia bertanggung jawab penuh terhadap pemetaan host name menuju IP Address. Apabila informasinya tidak bisa ditemukan maka server berusaha mencari melalui cache.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa cache merupakan jenis DNS yang memiliki tugas untuk menyimpan data. Namun penyimpanan ini hanya bersifat sementara saja, oleh karena itu jika data tidak bisa ditemukan dalam cache maka artinya data tersebut telah terhapus. Efek dari data yang tidak ditemukan umumnya akan muncul pesan kesalahan atau error.